Friday, February 25, 2011
Lunpia Gang Lombok
Jalan-jalan di kota semarang belum lengkap tanpa mencicipi makanan khas semarang.
Kota semarang yang terkenal dengan kota Lunpia, Makanan ini memang khas dari kota semarang.
Ada beberapa nama Lunpia yang terkenal, Seperti Lunpia Mataram, Lunpia mbak lien, dan Lunpia Gang lombok. Berdasarkan referensi beberapa kenalan Lunpia Gang lombok must try Lunpia di semarang.
Ditemani seorang kawan dari semarang Rohman kita menjelajahi Pecinan mencari gang lombok yang ternyata berada di PIKA alias pinggir kali dan gang sempit. Jika kita sudah melihat gerbang memasuki kawasan pecinan kita ke arah kiri tidak jauh dari sana ada belokan yang mengarah ke gang lombok kita akan menemukan deretan warung sempit pinggir kali namun pengunjung di warung warung ini berjubel. alias kita harus antri untuk duduk dan pesan.
Harga satu lunpia gang lombok Rp 10.000 baik yang basah maupun goreng. Isi lunpia rebung, telur dan udah. Disajikan dengan saus lunpia, acar, daun bawang, selada. Kita bisa menambahkan mayonaise sebagai olesan di atas lunpia jika suka, maupun saus sambal botolan yang disediakan jika makan disana.
Saya memesan lunpia goreng teman saya memesan lunpia basah. Ternyata memang benar kata orang Lunpia gang Lombok maknyuss.
Jika berkunjung di semarang sempatkan berkunjung ke Lunpia Gang Lombok
Thursday, February 24, 2011
Lawang Sewu
Berkunjung ke kota semarang tidak lah lengkap tanpa mendatangi tempat ini.
Sejujurnya ini adalah spot pertama yang saya singgahi saat pertama kali datang ke kota semarang.
Gedung yang berada di seberang TUGU MUDA kota semarang ini dikenal dengan gedung lawang sewu
Lawang Sewu yang artinya Pintu Seribu dikarenakan memiliki jumlah Jendela yang besar menyerupai pintu yang banyak.
Gedung ini didirikan tahun 1903 oleh arsitek belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J queendag. Dimasa pendudukan belanda gedung ini dijadikan gedung kantor NIS Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij .
Dimasa kemerdekaan digunakan sebagai kantor kereta api. Jika kita masuk dari pintu gerbang sebelah kiri kita bisa melihat lokomotif dipajang di depan gedung ini.
Saat saya mengunjungi tempat ini sedang ada renovasi dari gedung, jadi saya hanya bisa melihat-lihat dari luar saja.
Untuk tiket masuk per orang 10.000 dan sewa guide 30.000, wisata ke lawang sewu juga bisa dilakukan malam hari. Bagi yang menyukai dunia mistik dan uji nyali mungkin bisa mencoba wisata malam di lawang sewu. Jangan heran kalau peminat wisata malam di lawang sewu cukuplah banyak.
Bisa dibilang bahwa semarang di sekitar TUGU MUDA lebih hidup di malam hari banyak pemuda-pemudi yang berseliweran di budaran tugu muda. Jika anda berkunjung ke semarang jangan lupa untuk ke lawang sewu.
oh iya dari semua spot yang saya datangi hampir semua tidak memberikan teks mengenai sejarah asal-usul gedung, mitos yang berkembang jadi harus bertanya ke warga sekitar khususnya para orang tua yang masih mengingat cerita dan sejarah tempat itu.
Mungkin ini bisa jadi saran untuk pemda semarang bahwa perlu untuk mendokumentasikan sejarah dari suatu objek wisata di kota semarang.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya sendiri.
that's all for today... keep rock n roll
Tuesday, February 22, 2011
Masjid Agung Semarang
Berkunjung ke kota semarang selain kuliner kita bisa berkunjung ke tempat tempat peribadatan, setelah kemarin mengulas mengenai Klenteng sam poo kong.
Kita akan mengulas mengenai Masjid Agung Semarang. Masjid agung ini berdiri sebagai pertanda kembalinya harta wakaf masjid Kauman. Masjid Agung ini berdiri di atas lahan 10 hektar proses pembangunan mesjid ini memakan waktu 4 tahun dari 6 september 2002 , diresmikan 14 november 2006
Kapasitas Masjid Agung ini sendiri bisa menampung 17.000 jamaah. Luas bangunan induk untuk Shalat 7669 meter persegi dengan gaya perpaduan arsitektur bargaya yunani dan jawa tengah. Gaya timur tengah bisa dilihat dari kubah dan empat minaret. Gaya jawa bisa dilihat dari bentuk tanjungan dibawah Kubah utama sedangkan gaya yunani bisa dilhat dari pilar pilar kolosium dipadu dengan kaligrafinya
Masjid agung ini berdiri spektakuler pada lahan seluas 10 hektar dan memiliki fasilitas yang sangat lengkap, seperti convention hall (auditorium), souvenir shop, pujasera, gedung perkantoran, perpustakaan, dan menara pandang.
Daya tarik lain dari Masjid Agung semarang ini adalah, Al husna Tower setinggi 99 meter diambil dari 99 nama ALLAH. Untuk menaiki menara ini kita harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 5.000 per orang, di lantai 19 kita bisa melihat pemandangan seluruh kota semarang melalui mata sendiri atau bisa melalui teropong, untuk menggunakan teropong dengan membayar 1000 (koin)
Di menara al husna juga terdapat kafetaria dengan keunikan lantai yang bisa berputar 360 derajat. jadi sambil menikmati hidangan kita bisa melihat pemandangan kota semarang dari atas menara 360 derajat.
Jika anda mampir kekota semarang jangan lupakan untuk berkunjung ke Masjid Agung Semarang. Suatu bangunan pertanda dari kembalinya banda wakaf masjid kauman yang di dirikan Kyai Pandan Arang.
Sebenarnya saya tertarik untuk menggali asal usul dari cerita wakaf ini sendiri, Siapa itu pandan arang, kenapa menjadi wakaf, dari teman yang menemani saya berkeliling kota semarnag bahwa memang ada cerita yang sudah turun temurun diceritakan oleh para orang tua di semarang mengenai kyai pandan arang.
Mungkin di kesempatan berikutnya saya bisa menggali lebih dalam lagi mengenai cerita ini.
Thanks to Rohman sudah menemani saya keliling kota semarang.
Dan masih berlanjut loooh ini ceritanya
Gereja Blenduk
Gereja yang hampir berusia 3 abad ini dikenal oleh masyarakat dengan Gereja Blenduk. Kata Blenduk dalam bahasa Jawa berarti kubah, hal ini diambil dari atap gereja yang berbentuk kubah besar berlapis perunggu yang menaungi bangunan heksagonal (persegi delapan) dan dua menara lonceng di bawahnya.
Dibangun pada awal 1753 oleh arsitek warga Belanda yang telah bermukim di Semarang saat itu yaitu De Wilde dan Westmas. Ornamen yang mengisi di dalam gereja juga masih asli, di antaranya ubin lantai yang bewarna-warni, organ piano antik karya P Farwangler dan Hummer, bangku-bangku dari kayu jati yang semakin meninggi ke belakang, dan tempat mimbar untuk khotbah.
Kapasitasnya mampu menampung 400 jemaah, dan selain untuk kebaktian juga difungsikan untuk acara pemberkatan pasangan pengantin. Gereja Blenduk membuka pintu untuk para wisatawan yang ingin berkunjung melihat kemegahan arsitektur peninggalan kolonial ini, termasuk bagi wisatawan non kristiani.
Monday, February 21, 2011
Klenteng Sam Poo Kong
Klenteng Sam Poo Kong
Lokasi Jl. Simongan Semarang
Pemilik : Yayasan Klenteng Sam Po Kong Gedung Batu
Penggunaan : Tempat Pemujaan Sam Po Tay Djien
Komplek Klenteng Sam po Kong Gedung batu terdiri atas sejumlah anjungan. Bangunan pemujaan utama ialah Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong, Klenteng Tho Tee Kong : tempat – tempat pemujaan Kyai Juru Mudi, Kayai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi dan mbah Kyai Tumpeng. Klenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang paling penting di antara semuanya , dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan di komplek tersebut. Gua yang memiliki mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan dan dibangun sebagai duplikat tempat yang pernah ditinggali Sam Po Tay Djien ( Zheng Ho ),yang telah roboh. bangunan klenteng meerupakan bangunan tunggal beratap susun. Berbeda dengan type klenteng yang ada di Pecinan, klenteng ini tidak memiliki serambi atau balai gerbang yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang pemujaan Sam Po. Gua batu sebagaimana tersebut di atas terdapat di dekatnya. Facade gua berlukisan sepasang naga dengan bola api yang terletak di tas ambang pintu masuk yang sempit.
Klenteng Tho Tee Kong atau Toapekong Tanah atau Ho Tek Tjin Sin yang terletak di belakang pintu gerbang, merupakan yang paling populer. Di kalangan masyarakat yang agraris, Dewa Bumi ini sangat dihormati dan selalu dimintai berkahnya. Klenteng Cap Kauw King, tempat pemujaan Tho Tee Kong pula, berkaitan dengan klenteng ini. bangunan klenteng ini sudah berubah dari aslinya. Semula berupa bangunan beratap pelana dengan bubungan melengkung dan teritisan yang disosorkan. Kini bangunan tersebut seperti sebuah anjungan beratap limasan dengan bidang atap dan bubungan yang dilengkungkan ke atas. Penutup atap yang semula genteng telah diganti dengan seng bergelombang. Tidak pula dijumpai serambi seperti pada klenteng di Pecinan. Tempat pemujaan Kyai Jurumudi dipercaya sebagai makam Wang Jing Hong, wakil Zheng Hoo dalam pelayarannya. Bangunan makam merupakan bangunan sederhana beratap pelana. Pintu masuknya terletak di tengah dan di kedua sisinya terdapat jendela bundar. Di bawah kedua jendela bundar terdapat lukisan berwarna yang mengisahkan perjalanan pelayaran Sam Po. Anjungan Kyai Jangkar memiliki tiga altar, yaitu altar Hoo Ping, yaitu para pelaut dan pembantu Zheng Ho yang gugur pada saat menunaikan tugasnya; altar Nabi Kong Hu Cu di tengah; dan altar pemujaan mbah Kyai Jangkar di sebelah kanan. Anjungan Kyai Cundrik Bumi merupakan petilasan tempat anak buah Zheng Ho menyimpan segala macam senjata. Sedangkan anjungan Kayi Tumpeng yang terletak di ujung selatan komplek dipercaya sebagai tempat anak buah Zheng Ho bersantap pada masa lalu. Bangunan ini sekarang dipakai untuk bersemedi atau menyepi.
Komplek Sam Po Kong dipercaya sudah berdiri sejak abad ke-15, setelah kedatangan Sam Po Tay Djien (Zheng Ho) di Jawa dengan mengemban misi menjamin persahabatan. Pendataran tersebut dilakukan di pelabuhan yang pada awal abad ke-15 terletak di Simongan. Setelah lompatan sejarah sekian lama maka pada bulan Oktober 1724 diadakan upacara besar-besaran sebagai ungkapan terima kasih kepada Sam Po Tay Djien yang telah melindungi penduduk dari mara bahaya, sekaligus memperingati pendaratannya. Dua puluh tahun sebelumnya diberitakan bahwa gua yang dipercaya sebagai tempat tinggal Sam Po dulu runtuh disambar petir. Tak berselang lama gua tersebut dibangun kembali dan didalamnya ditempatkan Sam Po dengan empat anak buahnya yang didatangkan dari Tiongkok. Pada perayaan tahun 1724 tersebut telah ditambahkan bangunan emperan di depan gua.
Perbaikan pertama disusul oleh perbaikan kedua pada tahun 1879 yang diprakarsai dan dibiayai oleh hartawan Oei Tjie Sien (ayah Oie Tiong Ham) yang telah mengambil alih pemilikan kawasan tersebut dari Hoo Yam Loo, pemegang pakta madat yang merugi. Tidak begitu jelas apa saja yang ditambahkan pada pemugaran krdua ini, hanya setelah selesai maka komplek tersebut dibuka untuk umum. Pada tahun 1937 atas prakarsa Lie Hoo Soen komplek Sam Po dipugar kembali. Kali ini diadakan beberapa penambahan, yaitu gapura, taman suci dan selasar (Pat Sian Loh) yang menghubungkan Klenteng Sam Po dengan makam Kyai Jurumudi. Listrik masuk ke komplek Sam Po pada zaman pendudukan Jepang dan selanjutnya komplek tersebut dalam keadaan tidak terawat. Namun pada tahun 1950 kembali diadakan perbaikan dengan membuat gapura baru dari beton agar lebih kokoh , taman bunga di halaman belakang klenteng dengan dua buah paseban yang diberi nama Wie Wan Ting dan Tiang Lok Ting serta dua buah pat kwa ting (gasebo berbentuk segi delapan).
Setelah terlantar kembali dua dasawarsa maka pada awal tahun delapan puluhan diadakan penyempurnaan kembali komplek tersebut dengan mengutamakan gerbang klenteng dan ruang pemujaan lain, sarana akomodasi dan lain-lain.
sumber semarang Go. id
Tuesday, February 8, 2011
Halo
I can go every where i want with my imagination.
U can only see in this blog is my desire, my dream, everything that connected to my self.
never try to understand me, just follow me talk with me...n u can be my friend
thank u